KEDIRI — Di bawah langit pagi Kabupaten Kediri, sebuah langkah baru dalam dunia pendidikan resmi dimulai. Pemerintah Kabupaten Kediri menggelar Kick Off Profiling Guru SD dan SMP di SMPN 3 Grogol, Senin (1/12), sebuah terobosan penting untuk memetakan kompetensi ribuan guru secara menyeluruh dan terukur.
Untuk pertama kalinya, pemetaan dilakukan secara terstruktur, melibatkan 7.200 guru dari sekolah negeri hingga swasta, bekerja sama dengan Putra Sampoerna Foundation. Upaya besar ini bukan hanya agenda administratif, tetapi fondasi masa depan pendidikan Kediri.
Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menegaskan bahwa profiling bukan sekadar pengumpulan data, melainkan kompas untuk memastikan kebijakan pendidikan berjalan sesuai kebutuhan nyata.
“Dengan data itu, kita bisa mengetahui apa yang perlu diperbaiki, mana yang masih lemah, dan aspek mana yang sudah kuat, sehingga pemerataan kualitas pendidikan di setiap sekolah dapat terwujud,” ujarnya.
Kick off ini menjadi pintu masuk proses besar yang menyentuh seluruh jenjang pendidikan dasar hingga menengah pertama. Juliana, Head of Development Putra Sampoerna Foundation, menjelaskan bahwa platform Guru Binaan akan memandu para guru mengisi instrumen profiling selama sekitar dua jam.
Instrumen tersebut tidak hanya menilai kemampuan pedagogik dan profesional, tetapi juga kompetensi sosial, kepribadian, hingga soft skill yang selama ini menjadi penentu kualitas interaksi di ruang kelas.
“Profiling ini memberikan data yang sangat detail—bukan sekadar angka rata-rata, tetapi potret jelas kemampuan pada setiap kompetensi,” tutur Juliana.
Dari hasil pemetaan, guru-guru dengan kemampuan unggul nantinya dapat diberdayakan menjadi fasilitator daerah untuk mempercepat pemerataan mutu pendidikan. Di sisi lain, area kompetensi yang masih lemah dapat diperkuat melalui pembinaan yang lebih tepat sasaran. Sistem yang digunakan juga mampu mendeteksi potensi pelanggaran—misalnya penggunaan bantuan AI atau pencarian jawaban di internet—sehingga aspek integritas juga turut terbaca.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Dr. Mokhamat Muhsin, menambahkan bahwa hasil profiling akan menjadi landasan penting dalam menyusun program peningkatan kompetensi guru pada 2026.
Selama ini, banyak pembinaan yang berjalan tanpa peta kondisi nyata di lapangan. Melalui pemetaan yang akurat, strategi pembinaan dapat diarahkan lebih efektif dan sesuai kebutuhan setiap guru.
“Kami ingin proses pembelajaran di Kabupaten Kediri berlangsung aman dan nyaman, dan guru menjadi figur utama keberhasilan itu,” jelasnya.
Profiling perdana ini juga diharapkan menjadi alat untuk mengetahui kekurangan tenaga pendidik pada bidang tertentu, sekaligus pijakan untuk pemerataan guru di seluruh wilayah. Dengan data yang rinci dan menyeluruh, Pemkab Kediri menargetkan tidak ada lagi istilah sekolah favorit atau non-favorit—semuanya harus memiliki kualitas layanan yang sama baik dan setara.









