KEDIRI – Ribuan warga tumplek di ruas jalan raya Pagu hingga kawasan Simpang Lima Gumul menyaksikan Parade Cikar dikemas Pemerintah Kabupaten Kediri. Sejumlah pedagang asongan mendapatkan berkah karena dagangannya laris. Dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1.218 tahun, merupakan bentuk hiburan rakyat digagas Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Terlihat Mas Dhito sapaan akrab Bupati Kediri, sempat mencoba menjadi bajingan, sebutan bagi pengendali alat transportasi cikar ditarik sapi. Hari jadi mengusung tema Kadiri Raya Mukti, Hayo Gumregah Nyawiji, ada satu pesan hendak disampaikan saatnya warga Kediri raya bangkit bersama demi sejahtera.
Sedikitnya 19 cikar yang ditampilkan dalam parade ini. Konsentrasi Mas Dhito pun terpecah, karena banyaknya warga yang menyapa di sepanjang jalur dilintasi. Bahkan, dia pun terpaksa menghentikan laju cikar, hanya untuk mendoakan warganya. “Assalamualaikum, sehat-sehat selalu nggih,” ucap Mas Dhito
Setibanya di lokasi finish, giliran bupati muda ini menjadi rebutan warga ingin berfoto bersama. “Hari ini ulang tahun Kabupaten Kediri, selaku Bupati Kediri dan seluruh jajaran pemerintahan kabupaten kita bersama-sama berdoa, seluruh masyarakat Kabupaten Kediri tetap terus sejahtera, tetap terus bahagia, itu doa saya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kediri,” ungkapnya.
Diadakannya parade cikar itu, menurut Mas Dhito untuk mengenalkan lebih dekat moda transportasi tradisional itu kepada anak muda dan anak cucu kelak. Cikar, dulunya beroda besi dengan diameter 160 cm, namun perkembangannya sudah dilakukan modifikasi.
Mas Dhito pun tak menyangka antusias warga yang tinggi menyaksikan parade itu. Hal itu semakin menyemangati para pengendali cikar bahkan mereka ingin supaya diadakan event rutin. “Kita pemerintah kabupaten akan mencarikan ruang untuk kita buatkan acara rutin parade cikar,” tandas Mas Dhito.
Sutarman, sesepuh bajingan asal Kecamatan Pagu yang cikarnya dinaiki Mas Dhito pun terlihat senang adanya event itu, apalagi yang naik seorang bupati. Dia yang berada di dekat Mas Dhito sepanjang perjalanan terlihat santai mengendalikan sapi yang menarik cikar itu. “Remen sanget, piyantune sae, sopan. Kaliyan tiyang alit purun nyopo (senang sekali, Mas Dhito bagus, sopan. Sama rakyat kecil mau menyapa),” ucap sesepuh bajingan yang akrab disapa Mbah Man itu.