KEDIRI – Ribuan pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan, mulai lulusan SMA, SMK hingga sarjana, memadati Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG), Kabupaten Kediri dalam ajang Job Fair 2025 yang resmi dibuka pada Selasa (20/5). Acara ini diinisiasi oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri dan menghadirkan lebih dari 45 perusahaan, membuka lebih dari 2.000 lowongan kerja.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa menegaskan bahwa job fair ini diharapkan menjadi jawaban nyata atas masalah pengangguran yang masih membayangi wilayah Kabupaten Kediri.
“Saya mewakili Mas Bupati untuk membuka acara ini. Harapannya, masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan tetap dan keluar dari kemiskinan ekstrem,” ucapnya dengan tegas.
Tahun ini, job fair tidak hanya menghadirkan lowongan kerja lokal, tetapi juga membuka program magang ke Jepang selama tiga tahun di sektor seperti pengelasan dan perawatan lansia, dua bidang yang saat ini banyak dibutuhkan di Negeri Sakura. Selain itu, peluang menjadi wirausahawan juga dibuka melalui penawaran franchise dari lembaga seperti Mekar, PNM, dan FAM dengan modal awal yang bervariasi dari Rp5 juta hingga Rp55 juta.
“Jadi nggak harus jadi karyawan, bisa juga jadi bos,” tambah Wakil Bupati, memberi semangat kepada para peserta.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Ibnu Imad, mengungkapkan bahwa minat terhadap job fair ini sangat tinggi. Tercatat sekitar 6.000 orang telah mendaftar secara online, meskipun pihaknya memperkirakan tidak semua hadir secara langsung. Meski begitu, semua fasilitas rekrutmen disiapkan dengan matang, termasuk wawancara langsung di lokasi.
“Tahun ini kami sediakan lebih dari 2.000 lowongan, naik dari 1.500 tahun lalu. Jadwalnya juga kami pilih setelah kelulusan SMA/SMK, agar lulusan baru bisa langsung ikut,” jelasnya.
Salah satu daya tarik terbesar adalah program magang ke Jepang, yang akan dibahas lebih mendalam dalam sesi talk show, membahas sistem pengiriman tenaga kerja seperti SO (Sending Organization) dan G to G (Government to Government). Hal ini membuka harapan baru bagi pencari kerja yang ingin mengembangkan diri di kancah internasional.
Di tengah antusiasme peserta, Levi asal Gurah, menyatakan minatnya melamar posisi frontliner di BRI dan Bank Jatim. Ia membawa dokumen lengkap seperti SKCK dan portofolio demi meningkatkan peluangnya.
“Peluangnya bagus, syaratnya juga nggak ribet. Tapi ke depan semoga makin simpel lagi supaya lebih banyak yang bisa ikut,” ujarnya.
Sementara itu, Harly Asa Darmawan, lulusan Universitas Widya Mandala Surabaya, memilih untuk menelusuri peluang terlebih dahulu.
“Saya lihat-lihat dulu perusahaannya. Mungkin besok baru bawa CV. Tapi harapannya sih ada lebih banyak lowongan untuk lulusan S1,” katanya.
Job Fair 2025 ini berlangsung selama dua hari dan tetap terintegrasi dengan platform digital e-Kerjo, sehingga pencari kerja masih bisa menjelajahi lowongan secara online meskipun event offline telah usai.
Dengan capaian penurunan angka pengangguran terbuka dari 11,9% pada 2023 menjadi 5,1% di 2024, Job Fair 2025 bukan sekadar agenda tahunan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang Pemerintah Kabupaten Kediri untuk menekan pengangguran dan mendorong kesejahteraan warganya. Tantangannya kini adalah memastikan bahwa peluang kerja yang dibuka benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas tenaga kerja yang tersedia.
Jurnalis :Riza Husna Silfiyya