KEDIRI – Di tengah usia remaja yang bagi banyak orang masih dipenuhi pencarian jati diri, Jasson Angel Rossy justru sudah menancapkan pijakan kuat di dunia olahraga ekstrem: panjat tebing. Pemuda 19 tahun asal Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota Kediri ini, bukan hanya sekadar atlet muda.
Ia adalah sosok penuh determinasi yang kini menjadi tumpuan harapan Kota Kediri dan Jawa Timur di level nasional, bahkan internasional. Tak ada prestasi yang datang secara instan.
Jasson mulai menapaki kariernya sejak 2017, dengan torehan pertamanya sebagai juara 3 di Kejuaraan Provinsi. Dari sana, grafik prestasinya terus menanjak: dua kali juara Kejurprov pada 2020 dan 2021, hingga akhirnya mengukir nama sebagai juara 1 Kejurnas. Puncaknya, ia berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan merebut medali emas di ajang ASEAN Youth Championship di Singapura, dalam nomor andalannya speed climbing.
“Saya menargetkan medali emas di Porprov tahun ini. Optimisme saya tinggi karena persiapan juga maksimal,” kata Jasson saat diwawancarai. Meskipun tinggal di Kediri, Jasson kini menjalani latihan intensif di Surabaya bersama tim elite panjat tebing Jawa Timur, dalam rangka pemusatan latihan menjelang Kejurnas di Tangerang, akhir Juni nanti.
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Kediri, Basori, menjelaskan bahwa persiapan menjelang Porprov sudah mencapai 80 persen. “Latihan digelar hampir setiap hari, dari Senin sampai Sabtu. Kami akan menurunkan tiga atlet: dua putri dan satu putra, semuanya usia 19 tahun,” ujarnya.
Target FPTI tetap realistis namun ambisius: medali emas. Namun, Basori tak menampik adanya tantangan di balik layar terutama soal keterbatasan sarana latihan.
“Evaluasi kami lakukan setiap tahun. Syukurlah, ada kemajuan tahun ini. KONI telah memberikan subsidi untuk pemasangan papan panjat. Ini langkah maju,” ungkapnya.
Namun yang membuat kisah Jasson berbeda bukan sekadar catatan medali atau kecepatan memanjat. Ini tentang semangat membangun mimpi dari titik bawah, tentang disiplin dalam latihan, dan tentang keberanian mengangkat bendera di pentas dunia, meski berasal dari daerah yang belum tentu memiliki fasilitas sekelas kota besar.
Jasson dan rekan-rekannya di tim panjat tebing Kediri adalah simbol dari potensi luar biasa anak-anak muda Indonesia. Mereka bukan hanya berlatih demi podium, tetapi juga membawa nama daerah dan bangsa di pundak mereka. Di tengah keterbatasan, mereka berjuang tanpa kompromi dan dari ketekunan itulah, lahir harapan baru untuk olahraga Indonesia.
jurnalis : Riza Husna Silfiyya