KEDIRI – Suasana khidmat menyelimuti Pondok Pesantren HM Al Mahrusiyah Lirboyo III Ngampel, Sabtu (16/8/2025), dalam peringatan Haul ke-14 Almaghfurlah KH. Imam Yahya Mahrus. Ribuan santri, ulama, dan tokoh masyarakat berkumpul untuk mengenang sosok ulama besar yang semasa hidupnya menjadi pelita bagi umat.
Tampak hadir di tengah lautan doa, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, atau yang akrab disapa Mbak Wali. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa haul bukan hanya peringatan akan wafatnya seorang alim, melainkan momentum spiritual untuk meneladani laku hidup dan warisan perjuangan yang ditinggalkan.
“KH. Imam Yahya Mahrus bukan sekadar pengajar. Beliau adalah pembimbing jiwa, penanam akhlak, dan penjaga ilmu dengan penuh kasih. Dalam kesederhanaannya, beliau mengajarkan keteguhan prinsip dan keluasan pandangan hidup. Dari beliau kita belajar, ilmu bukanlah hafalan, tapi cahaya yang memberi manfaat luas,” ujar Mbak Wali dengan penuh haru.
Dengan suara lembut dan mata yang teduh, ia mengajak hadirin untuk bersama-sama merundukkan hati dan memanjatkan doa terbaik bagi sang ulama. “Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat, mengampuni segala khilaf beliau, dan menempatkannya di taman tertinggi Jannatul Firdaus,” doanya khusyuk.
Lebih jauh, Mbak Wali menekankan pentingnya melanjutkan perjuangan para ulama dalam menjaga nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan. “Mari kita rawat warisan beliau. Bersama, kita wujudkan Kota Kediri sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur—kota yang penuh keberkahan dan kasih dari Sang Maha Pengampun,” tegasnya.
Haul ke-14 ini juga menjadi ajang silaturahmi para ulama dan tokoh bangsa. Hadir dalam kesempatan itu para masyayikh Pesantren Lirboyo seperti KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus, KH. An’im Falahuddin Mahrus, serta tokoh nasional Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj dan Prof. Dr. Al-Habib Said Agil Husein Al-Munawwar. Deretan habaib, kyai sepuh, dan keluarga besar Almarhum KH. Imam Yahya Mahrus pun turut hadir, termasuk Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin Thoha dan Wakapolres Kediri Kota Kompol Rizal Ardhianto.
Nama-nama besar dalam dunia dakwah berkumpul dalam satu ruang, satu irama doa, satu semangat untuk menjaga nyala warisan keilmuan sang kyai—yang tak pernah padam meski raga telah tiada.(*)