KEDIRI – Suasana meriah kembali mewarnai Festival Omah Sawah di hari ke-4, Sabtu (23/8). Derai tawa, teriakan riang, hingga sorak-sorai penonton berpadu dalam serangkaian lomba permainan tradisional. Mulai dari tangkap belut, tangkap bebek, tarik tambang, hingga joget kreasi—semuanya menghadirkan nostalgia masa kecil yang kini kian jarang ditemui.
Ratusan peserta tumpah ruah, larut dalam keseruan yang sederhana namun sarat makna. Permainan rakyat yang pernah jadi denyut nadi kebersamaan di kampung, kini dihidupkan kembali, seakan membawa mesin waktu yang mengajak masyarakat bernostalgia.
Kemeriahan festival ini juga mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep. Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu menilai, permainan tradisional yang diangkat dalam festival bukan sekadar hiburan, melainkan juga warisan budaya yang patut dijaga.
“Festival yang dicanangkan oleh Mbak Wali ini luar biasa. Anak-anak sekarang lebih akrab dengan gim online seperti Roblox, Mobile Legend, atau Free Fire. Tapi di sini, kita bisa melihat wajah mereka begitu ceria saat memainkan permainan tradisional. Ini bukti, kesederhanaan mampu membawa kebahagiaan,” tutur Kaesang penuh semangat.
Sementara itu, Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, menegaskan bahwa lomba-lomba rakyat ini digelar sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
“Lewat permainan tradisional, kami ingin anak-anak kembali merasakan nilai kebersamaan, gotong royong, sekaligus mengenang semangat juang para pahlawan. Inilah cara sederhana namun bermakna untuk merawat warisan bangsa,” ungkap Vinanda.
Tak hanya penonton, para peserta pun merasakan euforia yang sulit dilupakan. Seperti salah seorang warga Kecamatan Kota yang ikut dalam lomba tangkap bebek. Dengan mata tertutup, ia harus berlari kesana-kemari, menabrak peserta lain demi menangkap seekor bebek yang bisa ditukar hadiah.
“Deg-degan sekaligus seru banget. Tadi sempat jatuh, sempat tabrakan, tapi justru di situlah lucunya. Begitu dapat bebek dengan nomor, rasanya puas banget, apalagi bisa ditukar hadiah,” ujarnya sambil tertawa.
Festival Omah Sawah tahun ini seakan menjadi oase di tengah hiruk pikuk modernitas. Di saat dunia anak-anak kian dikuasai layar gawai, Kediri mengajarkan bahwa tawa, peluh, dan kebersamaan adalah permainan terbaik yang tak lekang oleh zaman.
jurnalis : Anisa Fadila