KEDIRI – Maraknya keberadaan parkir liar diduga tidak setor ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan fungsi trotoar dipergunakan untuk berjualan bahkan pedagangnya dari luar kota. Salah satu alasan LSM Ratu mendatangi Balai Kota Kediri, Rabu (26/06) untuk melakukan audensi.
Kehadiran mereka disambut Asisten Perekonomian dan Pembangunan HM. Ferry Djatmiko, Kepala Disperindag Wahyu Kusuma Wardhani, Andik Arafik selaku Sekretaris Dinas Perhubungan dan Camat Kota Arief Cholisudin.
Disampaikan Saiful Iskak selaku Ketua LSM Ratu, bahwa kehadiran parkir liar tidak ada sumbangsih untuk PAD Kota Kediri dan merugikan. “Harus segera ditertibkan, terutama di kawasan Mall. Jika lahan parkir disediakan penuh, seharusnya sewa lahan tidak memakai trotoar,” jelasnya.
Begitu juga terkait para pedagang khususnya kuliner terlihat di Jalan Brawijaya. “Kami tidak melarang pedagang berjualan tapi kalau menggangu pengguna jalan, mengancam keselamatan di jalan raya dan pejalan kaki. Apalagi ada laporan jika pedagangnya bukan warga Kediri, tolonglah dikasih pemahaman,” ucap Saiful.
Atas aduan ini, Andik Arafik selaku Sekretaris Dinas Perhubungan menjelaskan. Bahwa sebenarnya pihaknya telah ancang-ancang melakukan penertiban. “Sebelum panjenengan bersurat sebenarnya kami sudah ancang ancang. Kita telah membentuk tim intensifikasi, melibatkan Sat Reskrim, Sat Lantas dan Sat Intel,” ucapnya.
Beberapa kali, terang Andik Arafik, rombong milik PKL telah ditertibkan namun kembali pada keesokan hari. Berdasarkan data pada Dinas Perhubungan terdapat 29 ruas jalan dikelola parkir secara resmi.
“Kami telah menyita puluhan seragam palsu, tapi mereka kembali lagi. Makanya kami membentuk tim intensifikasi tinggal terjun saja. Rencana kami akan buat rompi ada barcode lewat qris. Ada 121 juru parkir liar, rencana kami akan dikumpulkan untuk edukasi mengundang beberapa narasumber,” ucapnya.
Terkait kemacetan di Jalan Patimura, karena kerap dijadikan parkir truk berukuran besar melakukan bongkar muat. Pihak Dinas Perhubungan mengaku telah beberapakali memanggil pemilik toko dan telah menginggatkan agar bongkar muat di lokasi eks Honda Pasific,” terangnya.
Dikonfirmasi usai audensi, Saiful Iskak sangat prihatin dengan maraknya parkir liar terutama di Jalan Brawijaya. Yang dirugikan, menurutnya para pengguna jalan bahkan dirinya mengaku sempat terjadi gesekan dengan pengguna jalan yang lain.
“Sebenarnya kita semua sebagai korban penyebabnya pedagang kaki lima. Mohon ditertibkanlah. Saling menghargai dan menghormati patuh aturan dan jangan seenaknya sendiri.
Kepala Disperindag pun menyatakan setuju dengan pendapat perwakilan LSM Ratu.
“Untuk jalan Brawijaya, jualan nasi uduk bukan lagi kategori PKL. Jadi kami akan lakukan operasi gabungan karena PKL harus ada space. Saya setuju dengan teman teman, akan kita tertibkan itu sudah sekelas resto, harus dibatasi,” ucapnya.
Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan Editor : Nanang Priyo Basuki