suasana workhop (Anisa Fadila)

Applied Workshop & Diklat Hybrid 64 JP Digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri: Peningkatan Kompetensi atau Beban Guru?

Bagikan Berita :

KEDIRI – Demi meningkatkan mutu pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri menyelenggarakan Applied Workshop dan Diklat Hybrid 64 JP Tes Kemampuan Akademik (TKA) & Pengembangan HOTS dalam Pembelajaran Mendalam. Acara ini berlangsung selama tiga hari dengan biaya partisipasi Rp150 ribu per peserta yang diklaim sebagai bentuk “investasi” peningkatan kompetensi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Dr. Mokhamat Muhsin, M.Pd, menegaskan bahwa forum ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas guru dan kepala sekolah dalam menghadapi tantangan pendidikan abad 21.

“Guru harus bertransformasi dari pola lama menjadi motivator, fasilitator, sekaligus penyemangat. Kreativitas dan inovasi guru akan menjadi bekal penting bagi anak-anak untuk menjawab tuntutan zaman,” ujarnya dalam pembukaan di Ballroom SMK Pawyatan Daha 1 Kota Kediri, Selasa (16/7).

Pembagian Jadwal Workshop
Sesi 1
Selasa, 16 September 2025
Pukul 08.00–12.00 WIB
1. Tarokan
2. Grogol
3. Banyakan
4. Gampengrejo
5. Ngasem
6. Mojo
7. Kandangan
8. Pare
9. Puncu

Sesi 2
Rabu, 17 September 2025
Pukul 08.00–12.00 WIB
1. Papar
2. Purwoasri
3. Plemahan
4. Kunjang
5. Pagu
6. Kayen Kidul
7. Ringinrejo
8. Kepung
9. Wates

Sesi 3
Kamis, 18 September 2025
Pukul 08.00–12.00 WIB
1. Ngadiluwih
2. Ngancar
3. Kandat
4. Kras
5. Badas
6. Plosoklaten
7. Semen
8. Gurah

Muhsin menyebut ratusan pendidik diajak meninggalkan metode konvensional dan beralih ke pola pembelajaran yang berkesan (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful).

Workshop ini terselenggara berkat kolaborasi Universitas Islam Raden Paku (Unira) Malang dan Bravo Malang, dengan dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri serta K3S Kabupaten Kediri.

Sebanyak 393 guru dari sembilan kecamatan—Tarokan, Grogol, Banyakan, Gampengrejo, Ngasem, Mojo, Kandangan, Pare, dan Puncu—tercatat sebagai peserta. Sebagian besar merupakan guru kelas VI sekolah dasar.

Harapan Peserta

Bagi para guru, workshop ini memberikan pengalaman berbeda. Dewi Candra, guru SDN Grogol 3, menilai metode penyampaian materi lebih interaktif.

“Bagus acaranya, penyampaiannya menyenangkan. Contoh ice breaking tadi bisa diterapkan di kelas agar suasana belajar lebih hidup,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Wiji Rahayu dari SDN Datengan 1 yang merasa pemahamannya soal TKA semakin mendalam.

“Sebelumnya saya hanya tahu sedikit tentang TKA. Setelah ikut kegiatan ini, jadi lebih paham. Harapannya bisa diterapkan di sekolah agar hasil belajar anak lebih maksimal,” katanya.

Pertanyaan Publik: Sumber Dana Peserta?

Meski acara ini menuai apresiasi, muncul pertanyaan kritis soal biaya yang dibebankan kepada peserta. Label “investasi” senilai Rp150 ribu masih menyisakan tanda tanya terkait sumber dana.

Beberapa guru mengaku tidak menggunakan dana pribadi. Seorang kepala sekolah dasar di Kecamatan Kandangan mengungkapkan dirinya hanya menjalankan tugas dari sekolah.

“Saya hanya melaksanakan penugasan dari sekolah, bukan memakai uang pribadi,” ujarnya singkat.

Bagikan Berita :