KEDIRI– Sejumlah aktivis dari Aliansi LSM Penegak Demokrasi Bhima Sakti mendatangi kantor Pertamina Unit Pemasaran V Depot Kediri, Selasa (4/11), untuk menuntut kejelasan atas banyaknya keluhan masyarakat terkait dugaan menurunnya kualitas bahan bakar Pertalite. Warga mengaku kendaraan mereka sering brebet hingga mogok setelah mengisi BBM jenis tersebut.
Ketua Aliansi Bhima Sakti, Khoirul Anam, dengan nada tegas meminta persoalan ini tidak bisa dianggap sepele. Menurutnya, laporan mengenai kualitas Pertalite yang menurun telah meluas dan berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap Pertamina.
“Ini kasus kedua setelah isu Pertamax oplosan. Yang lebih mengkhawatirkan, fenomena seperti ini hanya terjadi di Jawa Timur. Kami khawatir wilayah ini dijadikan ajang percobaan. Ada indikasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab menunggangi Pertamina,” ujar Anam tegas.
Sementara itu, Imam Muhaimin, perwakilan Bhima Sakti lainnya, menyayangkan sikap Pertamina yang tidak menghadirkan perwakilan dari Regional Jawa Timur–Bali–Nusra untuk berdialog langsung.
“Kami ingin Pertamina bergerak cepat mencari solusi dari hulu ke hilir agar masyarakat tidak terus dirugikan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Sales Branch Manager Pertamina Region Kediri, Anwar Hidayat, menyampaikan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan masyarakat sejak awal keluhan muncul.
Pertamina, kata Anwar, telah melakukan inspeksi menyeluruh di seluruh SPBU wilayah Kediri Raya dengan melibatkan kepolisian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk proses pengambilan sampel BBM.
“Dalam sepekan terakhir kami sudah memperbaiki sistem pengiriman dan melakukan sampling di seluruh SPBU. Hasilnya sejauh ini baik. Untuk wilayah Kediri, pasokan BBM dikirim dari Depot Surabaya,” jelas Anwar.
Ia menambahkan, Pertamina juga menindaklanjuti setiap pengaduan konsumen secara konkret. Hingga kini tercatat sekitar 50 pengguna kendaraan telah mengisi formulir keluhan, dan sebagian besar sudah mendapat kompensasi kerugian.
Pihak Bhima Sakti menegaskan, mereka tidak bermaksud menentang Pertamina. Pihaknya siap mengamuk dan turun ke jalan, bila pihak tersebut tidak mewujudkan transparansi dan perbaikan kualitas distribusi BBM di Jawa Timur.
“BBM ini isu sensitif. Sedikit saja kelalaian bisa memicu kemarahan publik. Kami minta Pertamina serius menanganinya,” pungkas Anam.









