KEDIRI – Senyum nostalgia begitu jelas tergambar di wajah Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, kala menerima tamu istimewa di ruang kerjanya, Selasa (19/8/2025). Bukan pejabat, bukan pula kolega politik, melainkan sosok yang sangat dekat di hati: para guru dari SMA Negeri 82 Jakarta, sekolah yang pernah menjadi saksi perjalanan cinta sekaligus masa remajanya.
Ditemani sang istri tercinta, Eriani Annisa Hanindhito, Mas Dhito seolah dibawa kembali pada lorong waktu penuh kenangan. Obrolan hangat pun mengalir, membawa ingatan ke masa-masa SMA yang penuh canda, kisah cinta, dan persahabatan.
Tak hanya berbincang langsung, kehangatan itu makin terasa saat mereka terhubung lewat video call dengan guru dan mantan guru yang dulu mendidiknya. Ada pula salam hangat yang dititipkan, bahkan dari satpam sekolah, seakan seluruh memori remaja itu kembali hidup.
“Di sekolah itu saya bertemu dengan istri saya. Alhamdulillah, sampai hari ini kami sudah dikaruniai dua anak,” ungkap Mas Dhito, matanya berbinar mengenang masa lalu.
Kedatangan para guru itu ternyata membawa undangan spesial: ajakan menghadiri Kresikars Reborn 2025, sebuah pentas seni dan kreativitas akbar yang akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 27 September mendatang.
Mas Dhito tak kuasa menyembunyikan rasa haru. Ia teringat bagaimana SMA 82 menjadi tempat penuh cerita: mulai dari awal kisah cintanya dengan Annisa di bangku kelas 2, hingga kebersamaan nongkrong di wartam – warung depan taman sekolah yang selalu jadi tempat melepas penat.
Tak ketinggalan sosok Bu Iwen, wali kelas yang dulu begitu ditakuti murid-muridnya. Meski garang, perhatian dan dedikasi beliau begitu membekas di hati Mas Dhito.
“Beliau sudah pensiun, tapi rasa hormat dan respect saya tidak akan pernah hilang,” tuturnya penuh takzim.
Bagi Mas Dhito, SMA 82 Jakarta bukan sekadar sekolah, tapi rumah kedua yang telah membentuk dirinya. Ia pun berharap almamaternya terus mencetak generasi unggul, sekaligus menjaga kekompakan para alumninya.
“Saya berharap alumni SMA 82 Jakarta bisa makin solid dan saling mendukung,” pesannya.
Kenangan manis tentang Mas Dhito juga hadir dari kacamata guru. Feriyansyah, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan, mengingatnya sebagai sosok siswa penuh energi, ide-ide kreatif, dan keakraban yang membuatnya mudah dikenang di hati para pengajar.
Lewat figur Mas Dhito, Feriyansyah berharap alumni SMA 82 bisa bersatu meramaikan Kresikars Reborn 2025, yang ditargetkan menghadirkan hingga 7.000 penonton.
“Harapan kami, Mas Dhito bisa menjadi penggerak, menyatukan alumni agar bisa berkumpul dan memeriahkan acara ini,” ucapnya penuh optimisme.
Kedatangan guru-guru SMA 82 Jakarta bukan sekadar silaturahmi, melainkan perjalanan singkat menyusuri memori – sebuah pengingat bahwa setiap langkah besar hari ini selalu berakar dari kisah sederhana di masa lalu. (*)