KEDIRI — Sebagai bentuk mohon dukungan dan doa restu, calon Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana kembali tanpa lelah turun ke lapangan. Kali ini sasarannya menyapa warga tinggal di sekitar Desa Nanggungan, Kecamatan Kayen Kidul, Kamis (7/11).
Dengan gaya kampanye dialogis yang menjadi ciri khasnya, Mas Dhito sapan akrabnya, memberikan kesempatan kepada ratusan warga yang hadir untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Dalam Sambutannya, Hanindito menekankan pentingnya pendekatan yang mendalam dalam merancang program pemerintah. “Saat menyusun program bersama Mbak Dewi, kami sangat berhati-hati. Saya tidak ingin hanya mengandalkan uang atau janji-janji kosong untuk menarik perhatian masyarakat,” ujarnya.
Hanindito menyebutkan bahwa prioritasnya terfokus pada sektor-sektor krusial seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Salah satu masalah utama yang disorotnya adalah akses pendidikan, terutama terkait dengan kurangnya jenjang SMA di beberapa kecamatan.
“Meski SMA berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi, saya sebagai Bupati merasa bertanggung jawab,” jelas Hanindito. Ia berjanji akan terus memperjuangkan solusi zonasi sekolah, agar siswa di kabupaten ini tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk bersekolah.
Selain bidang pendidikan, Hanindito juga membahas rencananya untuk meningkatkan layanan kesehatan yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat Kediri.
“Mulai Desember nanti, RSKK Kabupaten Kediri akan memiliki fasilitas dan peralatan canggih untuk menangani penyakit serius seperti kanker atau leukemia,” katanya. Dengan ini, masyarakat tidak perlu lagi pergi ke Surabaya atau Malang, cukup di Pare, fasilitas lengkap sudah tersedia. Hanindito menambahkan, hal ini akan mulai dioptimalkan pada tahun 2025 hingga 2026.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mempermudah akses layanan kesehatan bagi warga yang tidak memiliki BPJS atau KIS. Pada 25 November mendatang, setelah kembali menjabat sebagai Bupati, Hanindito berencana mengundang semua pimpinan rumah sakit di Kediri untuk membahas masalah ini.
“Saya tidak ingin mendengar lagi ada warga yang ditolak berobat hanya karena tidak memiliki BPJS atau KIS. Semua rumah sakit di Kediri harus melayani pasien hanya dengan KTP,” tegasnya. Sebagai bentuk komitmen untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih inklusif.
jurnalis : Faustav Imaniarta Wijaya editor : Nanang Priyo Basuki