KEDIRI – Demi menjaga Kota Kediri sebagai kota santri, dimana masyarakatnya sejahtera dan segala kebutuhannya dicukupi.
Secara khusus dua ulama sepuh, KH. Ahmad Sholeh Abdul Jalil dan KH. Abdul Hamid Abdul Qodir secara khusus memberikan amanah kepada Vinanda Prameswati dan KH. Qowimudin Thoha untuk memimpin Kota Kediri di lima tahun kedepan.
Pernyataan ini disampaikan secara tegas oleh Mbah Kyai Sholeh dan Mbah Kyai Hamid sapaan akrab beliau. Saat Forum Santri Kota Kediri menggelar doa bersama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional 2024
Acara bertempat di Gedung BLKN Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kota Kediri, pada Selasa (05/11). Ketua Forum Santri yang juga Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Kediri, KH. O’ing Abdul Muid Shohib, menegaskan untuk selalu nderek dawuh e kyai.
Mengabdi untuk Kota Kediri

Disampaikan Gus Muid sapaan akrabnya bahwa acara ini dihadiri dua orang telah menyatakan diri. Bakal menyerahkan diri secara iklas untuk mengabdi, melayani semua warga Kota Kediri.
“Tokoh tersebut Mbak Vinanda dan Gus Qowim,” ungkapnya.
Giliran diberi sambutan, Vinanda menyatakan akan komitmen mendukung keberadaan santri menjadi agen perubahan.
“Saya percaya bahwa kehadiran santri merupakan pembawa agen perubahan. Hari ini kita bisa interospeksi diri. Sudahkah kita menginggat perjuangan para santri yang gugur turut berjuang? Sudahkah kita memperdalam ilmu? Ini merupakan momen, bagi santri untuk berkontribusi bagi Kota Kediri,” jelasnya.
Vinanda menambahkan akan memajukan pendidikan, kesehatan, ekonomi serta sektor lainnya, demi mewujudkan menjadikan kota yang mapan. Semoga pertemuan hari ini bisa membawa dampak yang baik bagi kita semua.
Ditambahkan Gus Qowim sapaan akrab calon wakil wali kota. Bahwa dirinya melihat Kota Kediri sebagai mahad-nya kota santri.
“Bahwa tak perlu diragukan kami, akan memberikan kontribusi pada dunia santri. Diantaranya pendidikan berbasis pondok pesantren, membekali anak-anak kita untuk lima tahun ke depan,” tegasnya.
Sebelum menutup sambutannya, Gus Qowim ingin mengembalikan budaya Suku Jawa di lingkungan keluarga. Bagaimana anak-anak saat ini lebih fasih Bahasa Indonesia daripada memakai Bahasa Jawa saat berkomunikasi dengan orang tuanya.
Puncak acara, dua sosok ulama menyampaikan singkat, KH. Abdul Hamid Abdul Qodir mengingatkan menjaga identitas Kediri.
‘Kediri adalah kota santri, kita harus bangga dan dipertahankan,” tegas beliau
Begitu juga KH. Ahmad Sholeh Abdul Jalil, sosok pengasuh Ponpes Salafiyyah bertanya kepada ratusan undangan yang hadir.
“Yen enek tawaran diluwihi satus ewu? Kiro2 milih sinten? Panggah penak nderek dawuh e kyai,” ucap Mbah Sholeh.
Acara pun ditutup doa bersama dilanjutkan foto bersama. Dengan harapan dan komitmen dari jamaah NU wilayah Kecamatan Kota, menjadi keinginan Vinanda dan Gus Qowim dilancarkan Alloh Swt.
editor : Nanang Priyo Basuki