KEDIRI – Bukan hanya umat Budha, namun penghayat kepercayaan dan Hindu turut merayakan Puja Waisak bertempat di Kawasan Goa Selomangleng. Waisak merupakan hari suci agama Buddha, dimana di sejumlah negara memakai istilah Visakah Puja atau Buddha Purnima. Acara dimulai pukul 07.00 wib, Jumat (26/05) diawali dengan arak-arakan dimulai dari pintu utama Goa Selomangleng.
Selain acara berdoa, para umat Budha ini juga menggelar penanaman pohon, penampilan ketoprak dan pengobatan gratis. Hadir dalam acara ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kediri, H. Moh Qayyim
Dikonfirmasi usai acara, Qayyim memberikan apresiasi atas terjalinnya keguyuban antar umat beragama di Kota Kediri. “Kami berharap silaturahim ini terus terjalin, menjaga ketenangan dan kebersamaan dalam rangka hidup bersama. Saling menghormati apapun agamanya merupakan wujud kemanusian,” ungkapnya.
Mewakili panitia Puja Waisak, Shintia menjelaskan bahwa acara ini juga dihadiri perwakilan suhu dari Cilacap Jawa Barat. “Kebetulan beliau adalah Budha Mahayana. Diawali dengan arak-arakan diantaranya membawa tumpeng dan sejumlah buah. Tumpeng merupakan bentuk persembahan kemudian buah sebagai simbol. Selain itu juga membawa air dari sembilan sumber mata air,” terangnya.
Puncaknya adalah doa bersama, dimana lintas kepercayaan dari semua penghayat memimpin doa. “Sebenarnya untuk Puja Waisak tidak hanya orang Budha, tetapi semua kepercayaan. Kami juga menggelar acara ketoprak dan menggelar prosesi ruwatan sebagai pembersihan diri,” jelasnya. Shintia membenarkan, bahwa ini merupakan acara kali pertama di Kota Kediri.
Jurnalis : Oktavian Yogi Pratama Editor : Nanang Priyo Basuki