KEDIRI – Puluhan orang terlihat berdatangan dengan membawa beragam makanan semampunya. Lalu duduk bersimpuh di halaman Pasar Bangsongan Kecamatan Kayen Kidul, pada Sabtu (06/05). Terlihat mereka menggelilingi tumpeng besar dan jajanan pasar. Juga terdapat bungkusan berisi sayur mayur selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat seusainya acara.
Para tokoh lintas agama dan Pengurus Bumdes juga hadiri bersama para pedagang pasar. Setibanya Kepala Desa Bangsongan, Supardi, acara doa bersama kemudian dimulai dan dilanjutkan makan bersama.
Kutipan di atas gambaran tradisi rutin digelar para pedagang di Pasar Bangsongan yang disebut Tradisi Weton Pasar. “Pasar ini didirikan pada hitungan Jawa, weton Sabtu Paing. Maka setiap tiba weton tersebut, tradisi doa bersama selalu digelar dengan dihadiri tokoh masyarakat dan tokoh agama,” jelas Supardi.
Pada kesempatan ini, Romo Dharmika, Pendeta Agama Hindu terlihat memimpin doa. Dalam doanya, berharap meminta keselamatan seluruh pedagang beserta keluarganya. Meminta agar selalu diberikan rejeki melimpah yang berkah. Selain kegiatan rutin doa bersama, kegiatan ini juga dilanjutkan membahas sejumlah persoalan pasar.
Dalam musyawarah ini dipimpin Kades Bangsongan, membahas persoalan agar pasar tradisional berada di Jalan Raya Papar menjadi ramai dikunjungi pembeli. “Ini adalah tradisi di desa kami, meminta keselamatan dan rejeki bagi pedagang dan seluruh warga masyarakat Bangsongan. Bukan hanya tokoh Agama Islam, namun Hindu dan Kristen serta kepercayaan semua selalu rutin hadir,” jelas Supardi.
Dibalik hikmah tradisi doa bersama Weton Pasar ini, demi menjaga toleransi dan membangkitkan ekonomi masyarakat. Bagi pedagang, merupakan bentuk wujud syukur berharap selalu dilimpahkan rejeki dan kesehatan.
Jurnalis : Kintan Kinari Astuti Editor : Nanang Priyo Basuki