Site icon kediritangguh.co

Tersandung Kasus Kredit Fiktif, Mantan Account Officer BUMN di Kediri Diamankan Kejaksaan

Siti Afivah, mantan account officer BUMN diamankan Kejaksaan (Wildan Wahid Hasyim)

KEDIRI – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Kediri melakukan penahanan tersangka baru dalam kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) penyelewengan kredit ternyata fiktif. Setelah sebelumnya menahan tersangka Aniningsih, warga Dusun Ngijo Desa Sumberagung Kecamatan Wates.

Tim penyidik Seksi Pidana Khusus kali ini mengamankan Siti Afivah, mantan account officer bekerja pada sebuah bank BUMN, berkantor di wilayah Kabupaten Kediri. Dia pun resmi dilakukan penahanan pada Senin, 26 Agustus 2024.

Kasi Intel Kejari Kabupaten Kediri, Iwan Nuzuardhi saat dikonfirmasi terkait penahanan ini membenarkan.

“Barusan kami melakukan penahanan terhadap tersangka SA. Tersangka sangat kooperatif. Mengingat tadi kami sudah mengundang pukul 9 pagi dan tersangka juga datang tepat waktu. Untuk kondisi kesehatannya, tersangka sangat sehat dan kami rasa bisa menjalani proses hukum selanjutnya,” terang Iwan.

Siti Afivah yang berdomisili di Sidoarjo, diduga bekerja sama dengan Aniningsih untuk mempermudah pencairan dana. Dalam kasus kredit fiktif ini, merugikan negara sebesar Rp. 949 juta. Sama dengan kerugian yang diakibatkan oleh tersangka Aniningsih.

Kasi Pidsus Kejari Kabupaten Kediri, Yuda Virdana Putra menambahkan bahwa pemeriksaan terhadapnya berjalan lancar.

“Hari ini kami melakukan kegiatan penahanan. SA dipanggil sebagai tersangka dan sangat kooperatif, datang sesuai dengan jadwal,” jelas Yuda.

Terkait potensi keterlibatan pihak lain dalam kasus ini, Yuda menegaskan bahwa pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti tambahan.

“Terkait dengan potensi adanya pihak lain, tentunya kami akan kumpulkan alat bukti terlebih dahulu. Tidak menutup kemungkinan jika alat bukti sudah lengkap dan mengarah kepada seseorang, maka kami akan tindak tegas,” ujar Yuda.

Melalui kuasa hukum Siti Afivah, Agus Manfaluthi didapat penjelasan. Kasus ini berawal dari dugaan penyelewengan dalam penyaluran kredit melalui program Pasar Rakyat Indonesia (PARI) yang disebutkan, diluncurkan oleh BRI. Bahwa kliennya hanya menjalankan tugasnya sebagai Account Officer sesuai dengan instruksi pimpinan.

“Klien kami hanya AO, istilahnya hanya mantri saja. Jika ada indikasi penyimpangan, seharusnya pimpinan atau kepala manajer juga bertanggung jawab,” tegas Agus.

Oleh Penyidik Kejaksaan, Siti Avifah dijerat dengan Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara. Selanjutnya, berkas perkara tersangka Aniningsih akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Tipikor Surabaya dan sidang dijadwalkan dilakukan secara bergantian.

Terkait penyebutan pada kasus kredit fiktif di salah satu BUMN, pihak BRI Cabang Kediri melalui salah satu pejabatnya, saat berusaha dikonfirmasi di ruang kerjanya. Didapat penjelasan, untuk mengajukan pertanyaan secara tertulis untuk disampaikan kepada kantor pusat. Menginggat pihak BRI Cabang tidak memiliki kewenangan untuk memberikan konfirmasi terhadap pers.

Jurnalis : Wildan Wahid Hasyim
Editor : Nanang Priyo Basuki 
Exit mobile version