Site icon kediritangguh.co

Study Tour Siswa: Liburan Edukatif atau Piknik Gratis Bagi Guru?

Kegiatan study tour biasanya dipahami sebagai kesempatan siswa untuk belajar di luar lingkungan sekolah. Dengan mengunjungi destinasi wisata yang memiliki nilai edukatif seperti museum, cagar budaya, atau tempat bersejarah, para siswa mendapatkan wawasan baru.

Meski begitu, study tour sering kali juga melibatkan kunjungan ke tempat-tempat rekreasi seperti taman hiburan atau pantai. Alhasil, kegiatan ini sering dianggap sebagai kombinasi antara belajar dan liburan.

Namun, benarkah study tour murni untuk tujuan edukasi? Atau ada alasan klasik lain di baliknya?

Kesempatan Piknik Gratis untuk Guru dan Kepala Sekolah?

Nanang Priyo Basuki,
jurnalis kediritangguh.co

Mengungkap sisi lain dari kegiatan study tour, ada fenomena yang cukup mencolok. Guru dan bahkan kepala sekolah kerap kali ikut serta dalam kegiatan ini tanpa harus membayar sepeser pun. Bahkan, beberapa pihak tour organizer memberikan “uang piknik” kepada guru-guru yang ikut.

Salah satu pemilik usaha jasa tour yang identitasnya dirahasiakan mengungkapkan bahwa mereka terpaksa melakukan ini karena jika tidak, kemungkinan besar jasa mereka tidak akan dipakai lagi di tahun berikutnya.

Lebih ironis lagi, “uang piknik” ini tetap diberikan kepada guru meskipun mereka tidak ikut serta dalam rombongan study tour. Ketika ditanya apakah Kepala Dinas Pendidikan juga terlibat dalam hal ini, pengusaha tersebut hanya tersenyum kecut dan memilih untuk tidak menjawab.

Apa Benar Tidak Ada Paksaan?

Sering kali, pihak sekolah berargumen bahwa study tour merupakan hasil musyawarah dengan para siswa, dan menekankan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam kegiatan ini. Bahkan, jika ada siswa yang tidak mampu, pihak sekolah akan membantu biaya mereka.

Tetapi, apakah ini benar-benar terjadi atau hanya sekadar pengalihan isu dari bisnis study tour yang menguntungkan banyak pihak?

Keselamatan dan Kesehatan Siswa

Di balik glamornya study tour, ada aspek lain yang tak kalah penting, keselamatan dan kesehatan siswa. Maraknya kecelakaan bus wisata akhir-akhir ini mengingatkan kita bahwa kendaraan yang digunakan harus layak pakai, dan para sopir harus memiliki keterampilan khusus untuk mengemudikan angkutan wisata.

Selain itu, menu makanan dan fasilitas istirahat selama perjalanan juga menjadi perhatian utama yang sering kali terlupakan.

Pada akhirnya, study tour bisa jadi peluang besar bagi siswa untuk belajar di luar kelas, namun perlu dipastikan agar kegiatan ini bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu dan tetap mengutamakan keselamatan serta kenyamanan siswa.

Exit mobile version