Site icon kediritangguh.co

Resensi Buku ‘Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan”

Judul               : Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan

Penulis            : Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda

Penerbit          : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tahun Terbit   : 2021

Tebal               : xvi + 154 halaman

Ukuran            : 15 × 21 cm

Jenis kertas     : bookpaper

Harga              : Rp.72000

Peresensi         : Anggi Nuari Nur’Azizah / Universitas Muhammadiyah Malang

Buku ini ditulis oleh seorang psikiater berusia 89 tahun bernama Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda yang juga seorang psikiater dan dokter perusahaan yang sebelumnya juga telah tersertifikasi sebagai dokter spesialis penyakit dalam.

Dari penulisnya, pembaca sudah bisa menebak isi bukunya yang akan memberi banyak pengetahuan baru tentang ilmu psikologi, terutama stres, overthinking, depresi, dan gangguan mental yang sangat berkaitan dengan profesi penulis.

Hampir semua  manusia pasti pernah mengalami stress, misalnya saat menghadapi macet, banyaknya tugas kuliah, wawancara kerja, masalah keluarga dan lain-lain. Stres bisa menghasilkan manfaat baik, tapi stres terlalu lama. Adalah sebuah awal dari overthingking muncul jika tidak segera di tangani.

Maka bisa menyebabkan depresi yang berujung pada gangguan mental seseorang. Hal tersebut akan sangat mengganggu aktivitas bahkan bisa menghambat seseorang untuk meraih mimpinya.

Setiap manusia memiliki impian dan masalah yang harus dihadapi setiap hari. Perjuangan hidup setiap manusia tidaklah mudah. Namun ingat  bahwa selalu focus pada momen saat ini dan bersungguh-sungguh. Ketika sudah maksimal melakukan apa yang bisa dilakukan tanpa tuntutan apapun.

Maka perlahan hasil akan terlihat, terlepas dari bagus atau tidak bagusnya. Tidak masalah jika tidak memuaskan, di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sesuai dengan kutipan

Daripada frustasi mencari kesempurnaan, lebih baik terus melanjutkan meskipun kondisi sedang tidak bagus.”

Tentu manusia selalu memiliki rasa overthinking terhadap segala sesuatu. Pada dasarnya hidup adalah bagian dari berkompromi dengan kesedihan, kekhawatiran, kesepian, dan penderitaan dalam hati. Melalui buku ini pembaca diajarkan untuk hidup secara ringan, tidak terikat dengan beban pikiran apapun.

Secara keseluruhan isi buku ini adalah kisah dokter Tsuneko yang menganggap satu-satunya aset adalah umur panjang. Dia berharap bahwa beberapa beban yang seseorang rasakan dalam kehidupan sehari-hari akan berkurang dan bisa teratasi dengan mudah. Terlalu banyak permintaan untuk “melakukan ini” dan hal tersebut sering membuat kita kewalahan.

Ada beberapa tuntutan hidup yang membutuhkan kesabaran dan membuat kita kewalahan dalam berpikir. Dokter Tsuneko Nakamura, seorang psikiater dengan karir hampir 70 tahun, menyatakan bahwa solusinya itu semua adalah berkompromi dengan  emosi dan kenyataan.

Berawal dari hati, cara hidup dengan kebiasaan berbuat baik, yang memungkinkan kita menerima diri apa adanya, sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita untuk mencapai kehidupan yang berkualitas. Buku ini menekankan bagaimana penulis menunjukan dirinya yang berdamai dengan tidak berpikir berlebihan, hal ini cukup jadi masalah bagi sebagian orang.

Dalam bersosial, jika ingin memiliki hubungan yang tenang dengan orang lain, maka libatkan diri orang lain itu juga. Jangan sampai ada rasa suka atau tidak suka yang berlebihan. Dampaknya orang lain akan merasa nyaman berinteraksi dengan orang yang berkarakter seperti ini. Seperti yang kita tahu bahwa menyeimbangkan hubungan antar manusia itu tidak mudah tanpa keterlibatan emosi.

Itulah sebabnya mungkin kita bisa merasa kesal, mudah kecewa atau mudah sedih pada orang lain. Hal itu bisa terjadi karena adanya keterlibatan emosi yang terlalu berlebihan sehingga kita berekspektasi terlalu tinggi terhadap seseorang. Ekspektasi itu yang membuat kita tidak siap menghadapi realita yang akhirnya menyakiti diri sendiri dengan pikiran-pikiran yang salah.

Solusi yang ditawarkan dokter Tsuneko dalam buku ini adalah janganlah menjalin hubungan yang terlalu dekat. Hal ini tidak hanya berdampak pada dirimu tetapi juga berdampak bagi orang lain.

Kelebihan buku ini adalah pengembangan diri yang dikemas dengan kata-kata yang mudah dipahami. Penulis berbicara tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan bagaimana dia mengatasinya. Kata kata yang digunakan tidak terkesan menggurui, meskipun penulis memiliki pengalaman dan jam terbang yang tinggi dalam menjalani profesinya sebagai psikiater.

Berdasarkan kisah nyata, buku ini disajikan dengan cara yang menarik. Pembaca akan dibuat terkesan dengan karakter dokter Tsuneko yang memiliki kehidupan buruk, tetapi dia adalah orang yang sangat tangguh. Banyak quote yang menginspirasi salah satunya adalah

“Setiap  orang memiliki masalahnya masing-masing. masalah sendiri, dan mereka yang tampaknya tidak memiliki masalah adalah mereka yang berhasil berkompromi setelah banyak mencoba”

Kekurangan buku ini adalah ada beberapa narasi yang terlalu panjang di bagian tertentu yang membuat pembaca kewalahan untuk memahaminya. Buku ini tidak mengungkapkan rahasia bagaimana dokter Tsuneko bisa untuk tetap sehat, hidup lebih lama, dipercaya oleh rumah sakit dan bekerja selama lebih dari 70 tahun Serta buku ini tidak memiliki ilustrasi yang mendukung kisah dokter Tsuneko yang menakjubkan tersebut.

Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan adalah salah satu rekomendasi buku pengembangan diri terbaik yang patut dimasukkan kedalam salah satu koleksi buku kategori self-improvment. Buku yang ditulis oleh dua psikiater Jepang, Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda ini bisa jadi referensi belajar untuk berdamai dengan hidup. Tidak ada hidup seorang pun yang tidak ada masalah. Bahkan masalah yang sepele saja bisa jadi masalah yang serius jika pikiran kita tidak siap menghadapinya.

Dari buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan ini, dapat diambil pelajaran bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Nikmati dan fokus pada apa yang ada di depan kamu. Tidak perlu membandingkan hidup dengan orang lain. Fokus pada hidup yang kita jalani. Jangan khawatir, tidak semua yang ada di dunia ini 100% cocok dengan kita.

Exit mobile version