kediritangguh.co

Mas Dhito Ajak Perwakilan Suporter Persik dan Persedikab Tinjau Stadion

KEDIRI – Ajak perwakilan suporter Persik Kediri dan suporter Persedikab Kediri, Bupati Kediri Hanindhito Himawan meninjau pembangunan Stadion Gelora Daha Jayati (DJ), Selasa (5/12) siang. Sejumlah lokasi dianggap vital tidak lepas dari pengamatan orang nomor satu di Kabupaten Kediri.

“Progres pembangunan sudah 84 % koma sekian. Pihak pelaksana masih optimis menyelesaikan hingga 21 Desember. Kalau pun tidak selesai, kita tidak mau putus kontrak karena bisa panjang urusannya. Sejauh ini masih right on the track dan sesuai design. Semoga bisa berfungsi di 2023 kalaupun tidak, selambat-lambatnya Januari-Februari,” ungkapnya.

Mas Dhito Terima Kritik Suporter

Mas Dhito ajak suporter tinjau stadion (Sigit Cahya Setyawan)

Mas Dhito sapaan akrab Bupati Kediri membenarkan. Masih ada beberapa kekurangan yang harus segera dibenahi, diantaranya terkait akses jalan dan ruang ganti pemain.

“Jalan akses stadion kita akan melakukan pembebasan lahan. Kita sudah ajak diskusi pihak desa terkait tanah kas desa. Kita masih hitung kalau 15 ribu penonton full, harus diperhatikan volume kendaraan. Ada juga kekurangan minor seperti besaran ruang ganti pemain. Tadi sudah ada masukan dari supporter dan manajer yang tahu kebiasaan pemain seperti apa,” pungkasnya.

Suporter : Matur Suwun Mas Bup

Mas Dhito ajak suporter tinjau stadion (Sigit Cahya Setyawan)

Bagus Hoetomo selaku Ketua Aliansi Supporter Persik Kediri secara khusus menyampaikan apresiasi kepada Mas Dhito. Diketahui bersama, jika Stadion Gelora DJ ini nanti jadi, akan dijadikan home base Persik Kediri. Selain itu, sosok Dewan Pembina Persik Kediri, rupanya mau mendengarkan masukan dari supporter.

“Kita diajak meninjau, berarti Mas Bup mau menerima masukan masukan dari temen-temen supporter. Mas Bup mendengar semuanya dan kita berterimakasih kepada Mas Bup. Kita beri masukan untuk tribun supporter tamu 5% atau 10% dan harus ada penyekat permanen,” ucap Bagus.

Ditambahkannya, bahwa tangga turun harus dibuat portabel dan tidak permanen. “Karena kalau ada kerusuhan pasti rawan. Tangga portabel sudah digunakan di stadion internasional standar FIFA. Tribunnya juga terlalu tinggi, jadi rawan kalau jatuh bisa ada korban. Mungkin bisa ditambah 2 sap lagi,” terangnya.

Jurnalis : Sigit Cahya Setyawan
Editor : Nanang Priyo Basuki
Exit mobile version