Site icon kediritangguh.co

Kawasan Islamic Center Kediri: Program Inovatif Vinanda-Gus Qowim untuk Pendidikan dan Ekonomi

KEDIRI – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Kediri Nomor Urut 1, Vinanda Praweswati dan KH Qowimuddin Toha (Vinanda-Gus Qowim), menjadikan pengembangan Kawasan Islamic Center sebagai salah satu program unggulan dalam kampanye Pilkada Kota Kediri 2024.

Program ini dirancang untuk memperkuat Kediri sebagai Kota Santri yang tidak hanya dikenal melalui pendidikan Islam yang modern dan inklusif, tetapi juga mampu memadukan kemajuan ekonomi, wisata religi, dan infrastruktur ramah lingkungan, dan menjadi ikon Kota Kediri.

Reza Darmawan, Wakil Ketua Tim Pemenangan Vinanda-Gus Qowim, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk mengintegrasikan pondok pesantren dan fasilitas umum di beberapa wilayah strategis di wilayah Kecamatan Mojoroto, seperti Banjar Mlati, Bandar Kidul, Bandar Lor, Lirboyo, Tamanan dan Campurejo.

Dengan pengembangan infrastruktur Islami yang terpusat, kawasan ini akan mempermudah akses masyarakat dan santri ke fasilitas pendidikan, pasar UMKM, serta ruang publik yang mendukung kegiatan keagamaan dan ekonomi kerakyatan.

“Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga visi besar untuk menjadikan Kediri sebagai pusat pendidikan Islam yang progresif, didukung oleh infrastruktur yang modern dan ramah lingkungan,” ujar Reza.

Menurut Reza, tidak hanya masyarakat yang berada di wilayah kecamatan Mojoroto yang akan menikmati manfaat dari keberadaan Kawasan Islamic Center, masyarakat di Kecamatan Kota dan Pesantren juga akan mendapatkan manfaat berupa peningkatan ekonomi dan lainnya.

Salah satu rencana konkret yang akan dilaksanakan adalah pembangunan jalur pedestrian Islami yang terintegrasi dengan jalur sepeda. Jalur ini akan menghubungkan pondok pesantren dan destinasi wisata religi dengan sentuhan estetika Islami, seperti dekorasi kaligrafi dan mural yang memperkuat identitas spiritual Kota Kediri.

Potensi Pengembangan Ekonomi Syariah dan UMKM

Salah satu potensi besar dari keberadaan Kawasan Islamic Center adalah pengembangan ekonomi berbasis syariah. Kawasan ini akan menciptakan pasar yang mendukung produk-produk UMKM Kota Kediri. Reza menjelaskan bahwa kios-kios di pasar ini akan menjual produk-produk hasil karya masyarakat yang semuanya dikelola dengan prinsip-prinsip ekonomi yang adil dan transparan.

“Pengembangan ekonomi melalui pasar UMKM ini akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk berinovasi dan menciptakan produk-produk berkualitas yang bisa bersaing di pasar lokal maupun nasional,” kata Reza.

Selain itu, pusat pelatihan UMKM dan teknologi juga akan didirikan di kawasan ini untuk meningkatkan literasi digital dan kewirausahaan masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing ekonomi lokal.

Pusat Wisata Religi dan Destinasi Edukasi Pesantren

Kawasan Islamic Center tidak hanya akan menjadi pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga destinasi wisata religi yang akan memperkuat branding Kota Kediri sebagai kota santri. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Nomor 1, Vinanda-Gus Qowim berkomitmen untuk mengembangkan program wisata pesantren, di mana para wisatawan dapat melihat lebih dekat kehidupan santri, mengikuti kegiatan keagamaan, serta menikmati suasana spiritual di lingkungan pesantren.

“Dengan adanya Islamic Center, Kediri akan menjadi tujuan wisata religi yang menarik, tidak hanya bagi wisatawan lokal tetapi juga dari luar daerah bahkan mancanegara. Potensi ini sangat besar mengingat selama ini ratusan ribu santri beserta keluarganya berkunjung ke Kota Kediri untuk keperluan Nyantri di pondok pesantren maupun berziarah ke makam-makam wali.,” tambah Reza.

Selain itu, pembangunan infrastruktur berupa ruang publik di pusat kawasan akan menjadi magnet bagi kegiatan keagamaan berskala besar, seperti pengajian, diskusi ilmiah, hingga festival budaya Islam. Ini akan menjadikan Kawasan Islamic Center sebagai pusat interaksi sosial dan budaya yang menghidupkan semangat keberagaman dan pendidikan Islam.

Infrastruktur Ramah Lingkungan

Sejalan dengan komitmen Vinanda-Gus Qowim terhadap pembangunan yang berkelanjutan, Kawasan Islamic Center juga akan menerapkan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan. Penyediaan angkutan umum berbasis listrik yang menghubungkan pesantren dan destinasi wisata religi merupakan salah satu bagian dari rencana ini. Selain itu, halte yang nyaman akan dibangun di beberapa titik strategis untuk mendukung mobilitas warga dan wisatawan.

“Moda transportasi ramah lingkungan ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di kawasan pesantren, sekaligus mendukung rencana pengurangan emisi karbon di Kota Kediri,” ujar Reza. Langkah ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih nyaman dan aman bagi santri dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar kawasan pesantren.

Potensi Mirip Kampung Inggris

Menurut Reza, konsep Kawasan Islamic Center mirip dengan pengembangan Kampung Inggris yang sukses memaksimalkan potensi ekosistem pendidikan yang sudah ada di Pare. Begitu pula, Kawasan Islamic Center akan memanfaatkan keberadaan pondok pesantren yang telah lama menjadi bagian dari identitas Kediri sebagai Kota Santri.

“Di Kampung Inggris, ekosistem pendidikan bahasa yang terbentuk berkembang pesat dengan dukungan infrastruktur dan pengelolaan yang tepat. Kami ingin Kawasan Islamic Center berjalan serupa, di mana ekosistem pesantren yang sudah kuat diberdayakan lebih jauh untuk memacu kemajuan ekonomi dan wisata religi,” jelasnya.

Lebih lanjut Reza menjelaskan, bahwa program ini akan menjadi pilot project untuk kemudian dapat diterapkan di wilayah lain yang juga terdapat pondok pesantren. “Ini bukan hanya soal membangun infrastruktur fisik, tetapi juga membangun ekosistem yang memungkinkan santri dan masyarakat sekitar pesantren berkembang lebih maju,” tambah Reza.

Program Kawasan Islamic Center bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan upaya untuk menghidupkan nilai-nilai yang sudah mengakar kuat di Kota Kediri. Dengan menggabungkan pengembangan ekonomi, pendidikan, dan wisata religi, program ini diharapkan membawa manfaat luas bagi santri, masyarakat, dan generasi masa depan.

Vinanda Praweswati dan KH Qowimuddin Toha percaya bahwa kota yang maju adalah kota yang menghargai identitasnya, sembari terus berinovasi untuk kemaslahatan masyarakat. Melalui Kawasan Islamic Center, mereka berharap Kediri tidak hanya dikenal sebagai Kota Santri, tetapi juga sebagai pusat kemajuan yang berlandaskan nilai-nilai dan keadilan sosial. Di atas fondasi ini, mereka yakin bahwa Kediri akan tumbuh menjadi kota yang lebih MAPAN, Maju, Agamis, Produktif, Aman dan Ngangeni. (*)

Exit mobile version