Site icon kediritangguh.co

Hasil Pengeboran Sumur Baru, Belum Semua Warga Kresek Nikmati Air Bersih

Masih menyisakan bau BBM pada sumur baru (Wildan Wahid Hasyim)

KEDIRI – Warga Lingkungan Kresek Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren Kota Kediri, beberapa bisa bernapas lega. Setelah sekian lama menjadi korban terdampak kebocoran Bahan Bakar Minyak (BBM) berasal dari SPBU setempat. Hingga mencemari puluhan sumur.

Sebanyak 14 kepala keluarga kini mulai satu persatu merasakan manfaat dari sumur bor baru, sebagai solusi untuk mengatasi pencemaran tersebut.

Kamani, salah satu warga yang terdampak saat dikonfirmasi Senin (26/08), mengungkapkan rasa syukurnya.

“Kalau kemarin semuanya sudah selesai pengeborannya. Sumur saya selesai di hari Sabtu, dan kedalamannya 15 meter. Alhamdulillah, sudah tidak berbau. Airnya bersih dan berbeda dari yang dulu. Tapi saya masih belum berani mengonsumsinya karena belum ada pengujian,” ucapnya

Namun, tidak semua warga merasakan dampak atas pengeboran sumur ini. Hal ini dikatakan, Semi, ibu rumah tangga masih menghadapi dengan kendala belum bisa mempergunakan air sumur hasil pengeboran baru.

“Sumur saya sekarang sebenarnya masih berbau, tapi sangat tipis. Baunya terasa kalau digunakan untuk berkumur. Katanya nanti akan diperbaiki lagi dengan pengeboran yang lebih dalam. Saat ini kedalamannya sudah 17 meter, tapi kemungkinan akan diperdalam lagi. Untuk air minum, saya biasanya minta dari mertua saya di Katang,” ucap Semi.

Terkait untuk konsumsi air minum, Sulastri juga mengaku belum bisa melakukan. Dia masih menunggu hasil pemeriksaan terkait kualitas air sumur hasil pengeboran yang baru.

“Saya sudah menggunakannya untuk mandi dan mencuci baju. Tapi untuk memasak dan minum, saya masih belum berani, karena hasil tesnya belum keluar. Untuk sementara, saya beli air galon. Satu galon harganya Rp5.000, dan biasanya saya beli empat galon sekaligus yang habis dalam tiga hingga empat hari,” ungkap Sulastri.

Terkait masih adanya keluhan warga, Aris Mahmudin selaku Kabid Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup (PPLH) pada Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan, menjelaskan. Langkah yang telah diambil untuk memastikan kualitas air sumur bor yang dihasilkan.

“Pengeboran sumur dengan kedalaman rata-rata di atas 17 meter, bahkan lebih, dilakukan dengan harapan menghasilkan air yang bersih dan berkualitas. Setelah air bersih keluar, kami tidak serta-merta membiarkan warga langsung menggunakannya,” jelasnya.

Setelah dilakukan pengambilan sampel untuk diuji baku mutu air bersihnya. Selanjut dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk menguji kualitas air sumur ini. Terkait aduan masih munculnya bau BBM, Aris akan melakukan pemantauan dan diharapkan dengan pendalaman, bisa menjadi solusi.

jurnalis : Wildan Wahid Hasyim
editor : Nanang Priyo Basuki
Exit mobile version