Site icon kediritangguh.co

Dimana Dua Pemain Asingnya, Saat Pertahanan Persik Kediri Diobrak-Abrik The Guardian

(pengamat bola/istimewa)

KEDIRI – Bertanding di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, anak-anak Persik Kediri seakan dibuat tak berdaya sepanjang pertandingan melawan Bhayangkara FC. Berdasarkan data, tim Macan Putih hanya mampu menguasai bola 35% dalam sepanjang pertandingan 2 x 45 menit dipimpin wasit Annas Arpiliandi dari Jawa Barat.

Coach Paul Munster membuktikan ucapannya dengan menerapkan pola 4-3-3 dimana Ezechiel N’Douassel dimanjakan umpan baik dari sektor sayap maupun lini tengah. Berbeda jauh dengan Persik Kediri, hanya menyisakan Youssef Ezzejari sendirian di depan. Sepakan titik pinalti oleh King Eze digagalkan sempurna Dikri Yusron, membuktikan sepanjang pertandingan Persik tertolong kemampuan penjaga gawang.

Tidak seperti biasanya, Coach Joko Susilo justru memainkan pola 6-2-2 dengan menurunkan para ‘pemain kesayangannya’.  Bohsum tidak terlihat di bangku cadangan, apalagi Tinga sejak direkrut belum pernah dimainkan. Lalu bila cidera, menjadikan pertanyaan sejumlah Persikmania. Kenapa dikontrak atau malah pemain asal Brasil bernama lengkap Machado de Oliveira sengaja ngambek terkait gaji.

Gol pertama Bhayangkara dicetak Renan Silva di menit ke-34 dan gol kedua dicetak pemain pengganti Arthur Bonai di menit ke-82. Justru menjadikan pertahanan Persik porak poranda, seiring ditariknya Vava Mario Yagalo digantikan Faris Aditama merupakan gelandang serang. Atas kekalahan ini, mengantarkan The Guardian menduduki peringkat pertama sementara. Sementara Persik berada di urutan 16.

Apakah benar Coach Getuk sapaan akrab Joko Susilo hanya memainkan anak asuh kesayangan? Apakah saat melawan PSS Sleman pada 3 Oktober nanti, Tinga harus dipaksa main? Ada apakah dengan komunikasi antar pemain, menjadi sering salah umpan?

Jurnalis : Yusril Ihsan

Editor : Nanang Priyo Basuki
Exit mobile version