kediritangguh.co

Coblos Nomor Dua, Bersama Mas Dhito dan Mbak Dewi Bangun Kabupaten Kediri Sesuai Kebutuhan Masyarakat

Simulasi pencoblosan kartu suara dilakukan Mas Dhito (Faustav Imaniarta Wijaya)

KEDIRI – Saat menggelar kampanye dihadapan ratusan warga Dusun Jabang Desa Sidomulyo Kecamatan Semen. Calon Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana melakukan simulasi pencoblosan kartu suara. Yang menarik, warga yang hadir langsung memberikan tepuk tangan sebagai bentuk dukungan.

Dipilihnya Dusun Jabang, disampaikan Mas Dhito sapaan akrabnya, calon nomor urut dua akan kembali berpasangan dengan Dewi Mariya Ulfa. Merupakan lokasi bakal jadi skala prioritas untuk pengembangan bidang kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi lokal.

Bahkan, Mas Dhito menegaskan akan melakukan pembangunan di Kabupaten Kediri berdasarkan kebutuhan masyarakat.

“Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat. Ini adalah komitmen saya untuk membangun Kabupaten Kediri dengan fokus pada apa yang benar-benar dibutuhkan warga,” ucapnya.

Tingkat Kesejahteraan Warga

Mas Dhito saat bertemu warga Dusun Jabang (Faustav Imaniarta Wijaya)

Saat digelar sesi dialog, beragam masukan disampaikan mulai dari kesejahteraan para kader posyandu hingga kebutuhan fasilitas kesehatan yang lebih memadai.

“Saya mendengar keluhan kader posyandu yang hanya menerima 47 ribu setelah potong pajak. Insya Allah, ke depan insentif ini akan kami naikkan, bahkan tanpa potongan pajak, sehingga kesejahteraan mereka lebih terjamin,” tegas Mas Dhito.

Menjawab pertanyaan terkait sektor pendidikan dan kesehatan. Bupati Petahana ini berkomitmen mengangkat guru honorer di Kabupaten Kediri menjadi P3K jika terpilih kembali. kemudian di sektor kesehatan, dirinya telah membuat perencanaan membangun rumah sakit baru di wilayah barat sungai untuk memudahkan akses layanan kesehatan bagi warga di kawasan tersebut.

Terkait pemberdayaan ekonomi lokal, Mas Dhito selama ini telah mendukung program unggulan warga setempat yaitu teh rosela dan mangga podang. Ia menceritakan pengalamannya membantu petani rosela yang sempat mengalami penurunan harga.

“Pada awal 2023, harga teh rosella anjlok dikisaran angka 18 ribu hingga 21 ribu per kilogram. Namun, Alhamdulillah, saat ini kami berhasil menjaga harga rosella stabil di kisaran 65 ribu hingga 75 ribu per kilogram. Ini adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” terangnya.

Ia juga mengajak petani mangga podang untuk memperhatikan kualitas produk dengan tidak menggunakan bahan kimia booster, agar mangga bisa matang secara alami. Selain itu, ia mendorong diversifikasi produk, seperti membuat mangga kering untuk meningkatkan nilai jual.

“Pesan saya kepada petani mangga podang, diversifikasi sangat penting. Misalnya, kita bisa mulai memproduksi mangga kering atau produk turunan lainnya untuk menjaga stabilitas harga dan memperluas pasar,” tambahnya.

Nida Nurrohma, seorang kader posyandu dari Dusun Jabang, menyatakan rasa syukur atas rencana peningkatan insentif yang disampaikan Dhito. “Dengan adanya peningkatan insentif, kami para kader akan lebih semangat, terutama dalam menangani masalah stunting,” ungkapnya.

Jurnalis : Faustav Imaniarta Wijaya
Editor : Nanang Priyo Basuki
Exit mobile version